Loading...

Tata Cara Pemantauan Kualitas Air Limbah di Perusahaan

Tata Cara Pemantauan Kualitas Air Limbah di Perusahaan - Hallo sahabat LOKER LOWONGAN KERJA, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Tata Cara Pemantauan Kualitas Air Limbah di Perusahaan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel BANK, Artikel BUMN, Artikel CPNS, Artikel KONTRAKTOR, Artikel PABRIK, Artikel PERTAMINA, Artikel PERUSAHAAN ASING, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Tata Cara Pemantauan Kualitas Air Limbah di Perusahaan
link : Tata Cara Pemantauan Kualitas Air Limbah di Perusahaan

Baca juga


Tata Cara Pemantauan Kualitas Air Limbah di Perusahaan

Berikut ini adalah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Nomor : P.93/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018 tentang Pemantauan Kualitas Air Limbah Secara Terus Menerus dan Dalam Jaringan Bagi Usaha dan/atau Kegiatan :


PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.93/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018

TENTANG

PEMANTAUAN KUALITAS AIR LIMBAH SECARA TERUS MENERUS DAN DALAM JARINGAN BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA



MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,





Menimbang    :  a.    bahwauntuk melaksanakanketentuan Pasal 68 Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan               Lingkungan   Hidup,   setiap   orang   yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka      dan  tepat  waktu  serta  mentaati  ketentuan mengenai baku mutu lingkungan hidup dan/atau baku kerusakan lingkungan hidup;
b.    bahwa untuk memperoleh informasiyang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka dan tepat waktu serta ketaatan mengenai baku mutu lingkungan hidup dan/atau baku kerusakan        lingkungan     hidup,     perlu     dilakukan pemantauan kualitasair limbah secara terus menerus dan dalam jaringan bagi usaha dan/atau kegiatan;





c.     bahwa      berdasarkan      pertimbangan      sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Pemantauan Kualitas Air Limbah secara Terus Menerus    dan  Dalam  Jaringan  bagi  Usaha  dan/atau Kegiatan;


Mengingat      :  1.    Undang-Undang    Nomor    32    Tahun    2009    tentang Perlindungan    dan    Pengelolaan    Lingkungan    Hidup (Lembaran                    Negara   Republik   Indonesia   Tahun   2009
Nomor   140,   Tambahan   Lembaran   Negara   Republik

Indonesia Nomor 5059);

2.    Peraturan  Pemerintah  Nomor  82  Tahun  2001  tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air  (Lembar  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  2001
Nomor    153,    Tambahan    Lembar    Negara   Republik

Indonesia Nomor 4161);

3.    Peraturan  Presiden  Nomor  16  Tahun  2015  tentang Kementerian                    Lingkungan    Hidup    dan    Kehutanan (Lembaran                    Negara   Republik   Indonesia   Tahun   2015
Nomor 17);

4.    Peraturan  Menteri  Lingkungan  Hidup  dan  Kehutanan Nomor 18 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 713);


MEMUTUSKAN:

Menetapkan   :  PERATURAN     MENTERI     LINGKUNGAN     HIDUP     DAN KEHUTANAN  TENTANG  PEMANTAUAN  KUALITAS  AIR LIMBAH SECARA TERUS MENERUS DAN DALAM JARINGAN BAGIUSAHA DAN/ATAU KEGIATAN.


Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1.    Air  Limbah  adalah  sisa  dari  suatu  usaha  dan/atau kegiatan yang berwujud cair.




2.    Sistem  Pemantauan  Kualitas  Air  Limbah  secara  Terus Menerus                       dan   Dalam   Jaringan   selanjutnya   disebut Sparing adalah sistem yang dipergunakan untuk memantau,    mencatat     dan     melaporkan     kegiatan pengukuran kadar suatu parameter dan/atau debit air limbah   secara  otomatik,  terus  menerus  dan  dalam jaringan.
3.    Alat Pemantauan Air LimbahTerus Menerus dan Dalam Jaringan selanjutnya disebut Alat Sparing adalah alat yang       dipergunakan   untuk   mengukur   kadar   suatu parameter  kualitas  air  limbah  dan  debit  air  limbah melalui       pengukuran  dan  pelaporan  debit  air  limbah secara otomatik,  terus menerus dan dalam jaringan.
4.    Baku Mutu Air Limbahadalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan/atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang  atau  dilepas  ke  dalam  media  air  dari  suatu usaha dan/atau kegiatan.
5.    Menteri adalahmenteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan  di  bidang  perlindungan  dan pengelolaan lingkungan hidup.


Pasal 2

(1) Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dalam melakukan                     pemantauan   kualitas   air   limbah   dan pelaporan pelaksanaan pemantauan kualitasair limbah wajib memasang dan mengoperasikan  Sparing.
(2)   Usaha  dan/atau  kegiatan  yang  diwajibkan  memasang dan         mengoperasikan  Sparing  sebagaimana  dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a.    industri rayon;

b.    industri pulp dan kertas;

c.    industri kertas;

d.    industri petrokimia hulu; e.    industri oleokimia dasar; f.     industri kelapa sawit;
g.    industri kilang minyak;




h.    eksplorasi dan produksi minyak dan gas;

i.     pertambangan emas dan tembaga;

j.     pertambangan batubara;

k.    industritekstil dengan debit lebihbesar atau sama dengan dari 1.000 (seribu) m3/hari;
l.     pertambangan nikel; m.   industri pupuk; dan n.    kawasan industri.


Pasal 3

(1)   Sparing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)

meliputi:

a.    Alat Sparing;

b.    data   logger    yang   mencatat,   menyimpan   dan mengirim ke pusat data; dan
c.     pusat data yang menerima dan mengolah data hasil pemantauan kualitas air limbah.
(2)   Mekanisme kerja Sparing sebagaimana dimaksudpada ayat (1) tercantumdalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisah dari Peraturan Menteri ini.


Pasal 4

Tahapan Sparingsebagaimana dimaksud dalamPasal 2 ayat

(1)  meliputi:

a.    pemasangan Alat Sparing;

b.    pengoperasian Sparing;

c.    perhitungan beban pencemaran air; dan

d.    pelaporan data pemantauan kualitas air limbah.



Pasal 5

(1)   Pemasangan Alat Sparingsebagaimana dimaksud dalam

Pasal 4 huruf  a harus memenuhi ketentuan:

a.    dipasang pada lokasi yang ditetapkan sebagai titik penaatan;
b.    digunakan untukmemantau parameter kualitas air limbah               tercantum    dalam    Lampiran    II    yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan




Menteri ini; dan

c.     menggunakan spesifikasi teknisAlat Sparing paling sedikit               tercantum    dalam    Lampiran    III    yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(2)   Dalam hal titik penaatan lebih dari 1 (satu), Alat Sparing sebagaimana dimaksudpada ayat (1) hurufa dipasang pada  titik   penaatan   yang   memiliki   beban   terbesar dan/atau menentukan salah satu titik dalam hal beban sama besar.


Pasal 6

(1)   Titik   penaatan   yang   dipasang   Alat   Sparing   wajib dilengkapi dengan:
a. nama titik penaatan; dan

b. titik koordinat.

(2)   Nama dan titik koordinat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai pengkodean dalam Sparing.


Pasal 7

Data  hasil  pengoperasian  Sparing  sebagaimana  dimaksud dalam Pasal 4 huruf b dianggap sahih apabila Sparing:
a.    telah  lulus  uji  konektivitas  dengan  pusat  data  yang berada  di    Kementerian    Lingkungan    Hidup    dan Kehutanan;
b.    dibangun  sesuai  dengan  spesifikasi  dan  kelengkapan yang disyaratkan dalam petunjuk operasional;
c.     dioperasikan sesuaidengan instruksi kerja sebagaimana tertulis dalam petunjuk operasional alat;
d.    dioperasikan sesuai dengan jaminanmutu yang tertulis dalam petunjuk operasional alat;
e.    berfungsi dengan baik;

f.     dilakukan pemantauan setiap 1 (satu) jam; dan

g.    dihitung berdasarkan data rata-rata harian paling sedikit

85% (delapanpuluh lima persen) atau 20 (dua puluh)

data hasil pembacaan yang sah.







Pasal 8

(1)   Data hasil pengoperasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 wajib memenuhi baku mutu air limbah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2)   Dalam    hal    terjadi    kondisi    tidak    normal,    hasil pemantauan kualitas air limbah dapat melebihi baku mutu air limbah paling banyak 5% (lima persen) dari data rata-rata harian pemantauan selama 1(satu) bulan berturut-turut.
(3)   Kondisi tidak normal sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) meliputi:

a.    penghentian   sementara   dan   penyalaan   kembali operasi produksi;
b.    kalibrasi peralatan; dan/atau

c.     kondisi lain yang menyebabkan sparingtidak dapat digunakan secara optimal.
(4)   Dalam hal terdapatkadar suatu parameterdi atas kadar yang      telah   ditetapkan,   penanggung   jawab   usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan perbaikan terhadap sistem pengolahan air limbah.
(5)   Penanggung      jawab      usaha      dan/atau      kegiatan mendokumentasikan   dan   melaporkan   kondisi   tidak normal              sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (3)  dalam jangka waktu 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat) jam setelah                terjadinya    kondisi    tidak    normal    kepada bupati/wali kota setempat.


Pasal 9

(1)   Penanggung   jawab   usaha   dan/atau   kegiatan   wajib melakukan perawatan dan uji kelaikanAlat Sparing secara periodik.
(2)   Kalibrasi dari Alat Sparing dilakukan setiap bulan sekali atau          disesuaikan  dengan  persyaratan  yang  terdapat dalam petunjuk operasional alat, serta dinyatakan telah memenuhi persyaratan.




(3)   Penanggungjawab usaha dan/ataukegiatan melakukan pencatatan                         dan       pendokumentasian       kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).


Pasal 10

(1)   Selain  kewajiban  pengoperasian  Sparing  sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukanpemantauan kualitas air limbah secara manual terhadap:
a.    parameter    yang    tidak    dilakukan    pemantauan kualitas air limbah terus menerus;
b.    titik penaatan yang tidak dipasang alat sparing; dan

c.     parameter   yang   diwajibkan   dalam   pemantauan kualitas air limbah terus menerus dalam hal Alat Sparing mengalami kerusakan dan tidak dapat digunakan paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 3 (tiga) bulan.
(2)   Pemantauan    kualitas    air    limbah    secara    manual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan b dilakukan 1 (satu) bulan sekali.
(3)   Pemantauan    kualitas    air    limbah    secara    manual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan 1 (satu) minggu sekali.
(4)   Pemantauan  kualitas  air  limbah  dengan  cara  manual dimaksud                    pada    ayat    (1)    wajib    dilakukan    oleh laboratorium                    terakreditasi   dan/atau   teregistrasi   di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.


Pasal 11

(1)   Hasil  pemantauan  kualitas  air  limbah  secara  terus menerus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal
8, serta hasil pemantauan kualitas air limbah secara manual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 wajib dilakukan penghitungan beban pencemaran air.
(2)   Tata cara perhitungan beban pencemaran sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.




Pasal 12

(1)   Laporan  pemantauan  kualitas  air  limbah  secara  terus menerus meliputi:
a.     angka kualitas air limbah setiapsetiap 1 (satu)kali dalam 1 (satu) jam untuk parameter yang dipantau secara terus menerus;
b.    Angka  beban  pencemaran  air  setiap  1  (satu)  kali dalam1 (satu) jam untuk parameter yang dipantau secara terus menerus;
(2)   Laporan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  wajib disampaikan kepada Menteri, gubernur, bupati/wali kota melalui pusat data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
(3)   Rekapitulasilaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaporkan setiap 1 (satu) bulan sekali melalui sistem pelaporan dalam jaringan.
(4)   Format laporan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2) tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.


Pasal 13

Laporan pemantauan kualitas air limbah secara manual dilakukan  berdasarkan  persyaratan  dalam  izin  lingkungan dan izin pembuangan air limbah.


Pasal 14

Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib memasang Sparing paling lama 2 (dua) tahun setelah Peraturan Menteri ini ditetapkan.


Pasal 15

(1)   Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, gubernur dan         bupati/wali  kota  wajib  menyiapkan  pusat  data pemantauan air limbah secara terus menerus.
(2)   Pusat data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:




a.     desktop   PC   (Personal   Computer)   atau   peralatan setara yang mampu mengolah dan menyimpan data;
b.    jaringan yang terhubung internet; dan c.    sumber daya manusia yang kompeten.


Pasal 16

Peraturan    Menteri    ini    mulai    berlaku    pada    tanggal diundangkan.




Agar setiap mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.




Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 31 Agustus 2018



MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA


ttd.



SITI NURBAYA





Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 6 September 2018



DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,


ttd.



WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2018 NOMOR 1236



Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BIRO HUKUM, ttd.
KRISNA RYA




LAMPIRAN I

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.93/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018

TENTANG

PEMANTAUAN KUALITAS AIR LIMBAH SECARA TERUS MENERUS DAN DALAM JARINGAN BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


MEKANISME KERJASPARING



Sarana dan prasarana sparing perlu didukung oleh beberapa teknologi, yaitu teknologi pengambilan sampel, teknologi jaringan dan komunikasi data serta teknologi pengelolaan data dan sistem informasi.
Berikut mekanisme kerja sparing:

1.    teknologipengambilan sampel dilakukanmenggunakan multiprobesensor kualitas air limbah yang dapat dicelupkan secara langsung ke dalam air limbah pada titik penaatan;
2.    teknologi   jaringan   dan   komunikasi   data   menggunakan   teknologi komunikasi  bergerak  (Global  System  Mobile/GSM)  atau  internet  agar dapat menjangkau  lokasi  di  remote  area  tanpa  harus  membangun inftrastruktur jaringan.    Teknologi    ini    digunakan    sebagai    media komunikasi antara pusat data dan Remote Terminal Unit (RTU) di lokasi pemantauan; dan
3.    teknologi  pengelolaan  data  dan  sistem  informasi  dapat  menggunakan aplikasi berlisensi berbasis windows atau aplikasi sumber terbuka (open source software) untuk mengurangi biaya investasi perangkat lunak.








Gambar 1. SPARING







Kegiatan pemantauan kualitasair limbah secara terus menerus dan dalam jaringan dilaksanakan dengan ruang lingkup kegiatan sebagai berikut:
1.    penentuan lokasi pemantauan berdasarkan kriteria berikut:

a.    titik penaatan; dan

b.    lokasi   mudah   dijangkau   dan   mudah   dalam   pemasangan   dan perawatan.
2.    pengadaan peralatanRemote Terminal Unit(RTU) di lokasi pemantauan, yaitu:
a.     multiprobe  sensor  sebagai  sistem  pengukuran beberapaparameter kualitas air;
b.    smart  data  logger  berbasis  komputer  sebagai  sistem  pengendali pemantauan kualitas air limbah; dan
c.     solar celldan aki kering sebagai sistem kelistrikan perangkatRTU untuk  lokasi  di  remote  area  dan  sambungan  listrik  PLN  220Volt untuk loggerberbasis PC.








Gambar 2 Ilustrasi pemasangan sistem Remote Terminal Unit(RTU)



3.    Pengadaan dan pembangunan pusat data, yaitu:

a.     Perangkat komputerberkonfigurasi  server  untuk pusatdata yang dioperasikan terus menerus 24 jam setiap hari.
b.    Perangkat lunak berbasis websebagai sistem informasipemantauan kualitas air limbah.
c.    Perangkat komunikasi data menggunakan modem internet atau GMS

sebagai media komunikasi antara komputer pusat data dan RTU.



Salinan sesuai dengan aslinya         MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEPALA BIRO HUKUM,                    KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,


ttd.                                                            ttd. KRISNA RYA                                              SITI NURBAYA




LAMPIRAN II

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.93/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018

TENTANG

PEMANTAUAN KUALITAS AIR LIMBAH SECARA TERUS MENERUS DAN DALAM JARINGAN BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


PARAMETER YANG DIPANTAU BERDASARKAN USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

No
Jenis Industri
Parameter
1
Rayon
pH, COD, TSS, Debit
2
Pulp & Paper
pH, COD, TSS, Debit
3
Petrokimia Hulu
pH, COD, TSS, Debit
4
Kertas
pH, COD, TSS, NH3-N, Debit
5
Oleokimia Dasar
pH, COD, TSS, Debit
6
Kelapa Sawit
pH, COD, TSS, Debit
7
Kilang Minyak
pH, COD, TSS, NH3-N, Debit
8
Eksplorasi dan Produksi Migas
pH, COD, TSS, NH3-N, Debit
9
Tambang Emas dan Tembaga
pH, TSS, Debit
10
Tambang Batu Bara
pH, TSS, Debit
11
Tekstil
pH, COD, TSS, Debit
12
Tambang Nikel
pH, TSS, Debit
13
Pupuk
pH, COD, TSS, Debit
14
Kawasan Industri
pH, COD, TSS, Debit
Keterangan :

pH
=
potential Hydrogen
COD
=
Chemical Oxygen Demand
TSS
=
Total Suspended Solid
NH3-N
=
Amoniak sebagai Nitrogen


Salinan sesuai dengan aslinya         MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEPALA BIRO HUKUM,                    KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,


ttd.                                                            ttd. KRISNA RYA                                              SITI NURBAYA




LAMPIRAN III

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.93/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018

TENTANG

PEMANTAUAN KUALITAS AIR LIMBAH SECARA TERUS MENERUS DAN DALAM JARINGAN BAGIUSAHA DAN/ATAU KEGIATAN




SPESIFIKASI TEKNIS ALAT SPARING

Spesifikasi Teknis Multiprobe Sensor

Sensor dirancang untuk pemantauan air limbah secara terus menerus dan dalam jaringan serta merupakanmerk yang sudah dikenal dan terbukti sudah digunakan untuk memantau kualitas air limbah di berbagai tempat, baik di dalam maupun di luar negeri.Sensordapat mengukur parameter utama setidaknya mempunyai rangesebagai berikut:
1.    Chemical  Oxygen  Demand  (COD)  dengan  satuan  mg/l,  range  0,1  ~

5.000mg/l

2.    pH, range0 ~ 14 units

3.    TSS dengan range0 ~ 3.000 mg/l

4.    Ammonium dengan satuan mg/l, range0 to 10.000 mg/L asN

5.    Material Chasingyang terbuat dari stainless steel



Salinan sesuai dengan aslinya         MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEPALA BIRO HUKUM,                    KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,


ttd.                                                            ttd. KRISNA RYA                                              SITI NURBAYA




LAMPIRAN IV

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.93/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018

TENTANG

PEMANTAUAN KUALITAS AIR LIMBAH SECARA TERUS MENERUS DAN DALAM JARINGAN BAGIUSAHA DAN/ATAU KEGIATAN




CONTOH LAPORAN KUALITAS AIR LIMBAH HASIL PEMANTAUAN TERUS MENERUS PER 1 JAM DALAM 1 HARI


FORMAT INVENTARISASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR LIMBAH

SECARA TERUS MENERUS DAN DALAM JARINGAN
NAMA PERUSAHAAN                             :
JENIS USAHA DAN/ ATAU KEGIATAN  :
ALAMAT KEGIATAN                             :
Kab/ Kota

Provinsi
No.telp/Fax
Email
IDENTIFIKASI SUMBER PENCEMAR




No
Sumber

Air

Limbah


Nama Titik Penaatan
Koordinat
Jenis

Teknologi Pengolah an Air Limbah
Status  Izin



LS



BT


Nomor

Izin

Instansi Penerbit Izin

Tanggal Izin Terbit
1
Air limbah produks i
Outlet

Utama 1


Aerob



2








3
Dst

























ID Titik

Penaatan





Tanggal





Jam




Suhu

[oC]





pH


Konsentrasi

(mg/l)




Debit

(m3/hari)
Beban

Pencemar an Air (kg/hari)

COD

TSS

COD
TS

S
Outlet

Utama 1
02/02/

2018
0:00:0

0

26,9
7,1

3
146,

49

100

800

117

80
Outlet

Utama 1
02/02/

2018
1:00:0

0

26,7
7,1

1
144,

43

80

850

123

68
Outlet

Utama 1
02/02/

2018
2:00:0

0

26,5
7,1

2
143,

77

70

815

117

57
Outlet

Utama 1
02/02/

2018
3:00:0

0

26,3
7,1

8
144,

43

60

820

118

49
Outlet

Utama 1
02/02/

2018
4:00:0

0

26,1

7,2
145,

1

55

900

131

50
Outlet

Utama 1
02/02/

2018
5:00:0

0

25,9
7,2

1
145,

5

85

817

119

69
Outlet

Utama 1
02/02/

2018
6:00:0

0

25,6
7,1

9
146,

82

90

820

120

74
Outlet

Utama 1
02/02/

2018
7:00:0

0

25,3

7,2
145,

69

90

850

124

77
Outlet

Utama 1
02/02/

2018
8:00:0

0

25
7,2

2
145,

07

90

800

116

72
Outlet

Utama 1
02/02/

2018
9:00:0

0

25
7,2

4

147

90

800

118

72
Outlet

Utama 1
02/02/

2018
10:00:

00

25
7,2

7
148,

05

85

890

132

76
Outlet

Utama 1
02/02/

2018
11:00:

00

25,5
7,2

5
146,

88

85

900

132

77
Outlet

Utama 1
02/02/

2018
12:00:

00

26,1
7,2

5
147,

21

75

900

132

68
Outlet

Utama 1
02/02/

2018
13:00:

00

26,6
7,2

4
146,

57

70

812

119

57
Outlet

Utama 1
02/02/

2018
14:00:

00

27,3
7,2

5
144,

5

70

815

118

57





Outlet

Utama 1
02/02/

2018
15:00:

00

27,8
7,2

2
143,

26

70

825

118

58
Outlet

Utama 1
02/02/

2018
16:00:

00

28,1
7,2

1
142,

3

65

830

118

54
Outlet

Utama 1
02/02/

2018
17:00:

00

28,3
7,1

7
141,

63

65

870

123

57
Outlet

Utama 1
02/02/

2018
18:00:

00

28,4
7,0

9
140,

35

65

820

115

53
Outlet

Utama 1
02/02/

2018
19:00:

00

28,2

7
140,

06

70

845

118

59
Outlet

Utama 1
02/02/

2018
20:00:

00

28
7,0

6
138,

88

70

867

120

61
Outlet

Utama 1
02/02/

2018
21:00:

00

27,9
7,0

5
137,

83

80

898

124

72
Outlet

Utama 1
02/02/

2018
22:00:

00

27,8
7,0

7
137,

12

85

856

117

73
Outlet

Utama 1
02/02/

2018
23:00:

00

27,7
7,1

6
136,

32

90

865

118

78


contoh grafik konsentrasi cod per jam dalam 1 hari pada laporan online





contoh rekapitulasi laporan bulananhasil pemantauan kualitasair limbah

terus menerus dan dalam jaringan

Pemantauan terus menerus dan

dalam jaringan
Jumlah Data yang

Memenuhi Baku Mutu Air Limbah Bulanan
Persentase

Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah Bulanan
Ph
28
93
COD
26
87
TSS
30
100


contoh logbookpelaksanaan pemantauan kualitas air limbah terus menerus

a.     catatan  aktivitas  kalibrasi  (meliputi  penanggungjawab,  perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil kalibrasi), perbaikan, pemeliharaan, serta penyesuaian yang dilakukan termasuk rekaman digital dan/atau rekaman grafik.
b.    petunjuk operasional pemantauan dan data dari hasil sparing.

c.     catatankejadian kondisi tidak normal, tanggalmulai kejadian, penyebab kejadian, keluhan masyarakat dan upaya penanganan yang dilakukan dalam  jangka  waktu 3  x  24  (tiga  kali  duapuluh empat)  jam setelah terjadinya kondisi tidak normal.


Salinan sesuai dengan aslinya         MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEPALA BIRO HUKUM,                    KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,


ttd.                                                            ttd. KRISNA RYA                                              SITI NURBAYA





Demikianlah Artikel Tata Cara Pemantauan Kualitas Air Limbah di Perusahaan

Sekianlah artikel Tata Cara Pemantauan Kualitas Air Limbah di Perusahaan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Tata Cara Pemantauan Kualitas Air Limbah di Perusahaan dengan alamat link https://newslowongankerjaindo.blogspot.com/2018/09/tata-cara-pemantauan-kualitas-air.html

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tata Cara Pemantauan Kualitas Air Limbah di Perusahaan"

Post a Comment

Loading...